29.4.12

Negara 4 Musim

Yang saya tunggu-tunggu ketika di negara yang mempunyai 4 musim adalah melihat perbedaan dari setiap musim, utamanya adalah salju!


Karena saya datang bulan Oktober, musim pertama yang saya rasakan adalah musim gugur. biasanya musim gugur dari bulan September - November.

                                                 Pohon momiji ( maple)

Lalu bulan Desember-Februari masuk musim dingin. Karena global warming mungkin ya, Fukuoka yang masuk daerah selatan malah lebih banyak turun salju dan turunnya malah di akhir musim dingin,yaitu Februari tahun 2012 ini.

                                                       First Snowball






Masuk musim semi, yang paling menarik adalah bunga sakura,bunga kebanggaan orang Jepang dan yang menjadi ciri khas negara ini. Musim semi antara bulan Maret-Mei.

                                                    Di bawah sakura

Sekarang mau masuk musim panas, antara Juni-Agusts. Hmm belum tau kayak gimana,kalo Jepang kalau nggak salah terkenal dengan koinobori nya. Well, I'll update later :D

Islam di Jepang

Hmm.. mungkin orang Jepang kurang familiar dengan Islam karena orang Jepang sendiri jarang percaya Tuhan dan menganut agama tertentu. Tapi bukan berarti orang Jepang tidak ada yang muslim. Jawabannya ada, dan saya sendiri sudah berteu dengan beberapa muslim dan muslimah Jepan disini. Ada yang memang menikah dengan orang asing yang mulim (orang Indoneia banyak juga ternyata yang menikah degan orang sini) atau memang menemukan Islam setelah melewati pencarian yang panjang *sok tahu hahaa

Karena saya memakai jilbab,otomattis jadi pusat perhatian (pede banget :p). Pasti banyak pertanyaan sana sini tapi ya berarti jadi amal karena sedikit-sedikit bisa mengenalkan Islam ke mereka. Oh iya masjid juga mulai banyak di kota-kota besar seperti Tokyo, restauran halal juga mulai banyak disana. Dan kadang-kadang ada kunjungan ke masjid jika ada orang Jepang yang tertarik mempelajari tentang Islam.

Mungkin yang jadi masalah utama adalah makanan dan urusan sholat. Karena terbiasa di Indonesia makanan rasanya bisa dimakan semua, mau sholat hampir di semua tempat menyediakan, nggak susahlah pokoknya. Tapi kalau disini jangan harap kayak gitu. Kalau mau membeli makanan harus benar-benar diperhatikan ingredients nya (dalam kanji tentunya karena itu harus menghafal beberapa kanji tertentu yang tidak boleh), jika tidak tahu ya ditanyakan ke penjualnya mengandung daging atau tidak, ada alkoholnya atau tidak dan sebagainya. Kalau sedang jalan di luar dan masuk waktu sholat harus cari tempat sholat yang pas. Kalau bisa sih udah punya wudhu ya sblm keluar,tapi saya sendiri susah karena batal terus hahaa akhirnya ke toilet wudhu di wastafel deh. Bagian yang paling susah adalah ketika harus membasuh kaki,kebayangkan gimana? Harus nunggu agak sepi gitu biar nggak ketahuan kalau angkat kaki. Terus kalau sudah selesai kalau bisa dikeringkan di sekeiling wastafel karena pasti basah kan. Lalu cari spot sholat yang kira-kira sepi dan bisa dibuat sholat, ini yang butuh waktu lama. Memang mesti kelihatan orang sih,tapi ya cuek aja deh karena orang Jepang sendiri pada dasarnya cuek. Paling dilihatin sebentar habis itu ya ditnggal. Saya sendiri pernah sholat di taman, koridor, tangga darurat, tempat parkir, atau di bis dan kereta.

Untuk list bahan-bahan apa saja yang perlu diperhatikan bisa dilihat disini >>> http://sicc-kagoshima.org/category/ENGHalalList.htm
Bisa juga ditanyakan di komunitas muslim di tempat yang kita tinggali :)

Japanese Language School

Ohisashiburi ne..mumpung banyak libur dan saya nggak ngerti mau ngapain akhrnya ingin melanjutkan update blog ini,secara saya belum banyak cerita tentang kehidupan di Jepang. Oke,saya akan mulai cerita runtut dari awal bagaimana saya bisa sampai disini.

Karena aplikasi Monbukagakusho (beasiswa dari pemerintah Jepang yang dibuka tiap tahun untuk program D3,S1,dan S2)saya terhenti hanya sampai tahap tes tulis, saya akhirnya memutuskan untuk berangkat sendiri ke Jepang dengan cara masuk sekolah bahasa Jepang terlebih dahulu. Karena masih jarang program sekolah yang mengguakan bahasa Inggris,maka di Jepang ada Sekolah Bahasa Jepang resmi yang berdiri di bawah Kementrian Pendidikan Olahraga (MEXT) yang tujuannya menyiapkan orang-orang asing yang ingin sekolah di Jepang dan memang biayanya tidak murah.

Di Surabaya,ada agenn namanya Jasmin (bisa dicek blognya http://asjasmin1.blogspot.jp/) yang membantu aplikasi untuk sekolah bahasa Jepang di Jepang langsug,mengadakan study tour,dan les bahasa Jepang.

Nah, bulan Oktober tahun lalu pas sampai di Jepang saya kan bertemu dengan orang-orang Indonesia lain dan mereka menyarankan saya agar daftar international program saja (http://www.uni.international.mext.go.jp/global30/) karena kalau harus pake bahasa Jepang sangat berat,terutama kajinya. sebenarnya saya sendiri juga bingung saat itu sebaiknya ikut program internasional itu atau tetap melankutkan bahasa Jepang saya dan masuk kelas reguler.

Pada akhirnya,saya memutuskan untuk mendaftar International Program  dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:
1. Kalau saya mau masuk kelas reguler, saya baru bisa masuk bulan April 2013 yang artinya bulan Oktober 2012 saya harus bayar uang sekolah lagi. eman uangnya
2. Ternyata meski sudah di Jepang,TOEFL untuk orang asing tetap dibutuhkan. Padahal untuk tes bahasa Jepang ada sendiri. hmm ribet,mending sekalian masuk program internasiona yag cuma butuh TOEFL.
3. Kalau mau masuk kelas reguler,saya harus mendapat minimal N3 (level bahasa Jepang di ujian JLPT),itu tidak menjamin saya bisa masuk univeristas nasional yang bagus. Kalau mau masuk universitas negeri setidaknya butuh N2. Lalu harus mengikuti ryuugakushiken yang ada tes bahasa jepang,matematika,ipa dan ips (pilih tergantung jurusan yang diinginkan syaratnya butuh nilai apa). Untuk ipa dan ips bisa mengambil tes dalam bahasa inggris.
4. Program internasional menawarkan beasiswa dan masuknya tahun 2012. bisa menghemat waktu dan biaya.
5. Alasan utama yang lain adalah saya tidak yakin dengan sekolah bahasa Jepang di sekolah saya ini bisa membuat saya lulus N2 dan masuk di universitas yang baik karena program persiapan untuk mengambil ujian JLPT dan ryuugakushiken baru dua bulan sebelum ujian-ujian itu dilaksanakan. Dan saya agak menyerah dengan kanji sebenernya karena menurut saya sangat susah.

Sebenarnya semua tergantung dari pribadi masing-masing dan sekolah bahasa yang dipilih. Tapi karena banyak hal yang dipikirkan selain belajar seperti kehidupan sosial (saya tidak punya teman dekat disini,di sekolah hanya sekedar say 'hi',makanya agak bikin frustasi), part time job yang nggak dapat-dapat (mungkin saya terlalu 'asing'), homesick, dll akhirnya membuat tidak konsentrasi 100%. Mungkin bagi yang mendapat beasiswa nggak masalah karena fokusnya tinggal belajar. Intinya kalau mau pilih sekolah bahasa Jepang harus selektif. Tapi harga memang membawa rupa hehe.. Perlu dipertimbangkan biaya, akomodasi,program sekolah, lulusan sekolahnya bisa masuk ke mana saja,lingkungan, murid-,muridnya dari mana saja,hmm apalagi ya, mungkin itu. Intinya gali informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan.